GAMELAN BARONG – BANYUWANGI
Oleh : Nurseto
Bayu Aji
Gamelan pangkon adalah kata yang tidak asing
lagi bagi masyarakat di pulau jawa. Ensambel gamelan ini biasanya terdiri dari
instrumen-instrumen gamelan yang dimainkan dengan cara duduk bersila. Para
pemainnya biasa disebut panjak atau niyogo atau yogo. Jenis gamelan ini banyak tersebar di pulau jawa, salah
satunya di kabupaten Banyuwangi. Di dalam lingkup kesenian Banyuwangi ini
terdapat banyak ragam dari gamelannya. Karena termasuk wilayah jawa timur maka
musik karawitan di Banyuwangi lebih mendekati gaya jawa timuran yang rancak dari
pada karawitan gaya solo yang lebih halus. Kegunaan dari gamelan di Banyuwangi salah
satunya adalah untuk mengiringi kesenian barongan. Seperti yang dilihat pada
kesenian barongan (21/10) di daerah Kemiren, Kabupaten Banyuwangi pertunjukan
barongan diiringi menggunakan seperangkat gamelan pangkon khas banyuwangi.
Peran instrumen
Suara
yang ditampilkan oleh gamelan ini sangat rancak dengan kolektif suara dari
instrumen-instrumennya yang terdiri dari kendang, gong, gambang, bonang barung,
bonang penerus, saron, demung, kecer, kempul, dan kelincing. Sistem pelarasan
bagi para pelaku, mereka tidak mengenal pelarasan mereka hanya menyebut gamelan
tersebut berlaras jowo. Namun ketika
kita dengarkan dengan seksama sistem pelarasan yang terjadi mendekati laras
pentatonic slendro. Untuk penamaan masing-masing nada pun mereka juga tidak
mengenal hal tersebut sehingga mereka lebih mengedepankan sistem pembelajaran
secara oral dibandingkan tertulis karena lebih mengedepankan rasa musikal
mereka. Suara paling dominan dari tiap sajian gamelan ini adalah dari instrumen
kendang. Hal ini dikarenakan fungsi gamelan sebagai pengiring barong dan tari
lain yang mendukung oleh sebab itu suara kendang lebih didominankan sebagai
penampil hentakan-hentakan yang lebih menghidupkan gerakan tari. Kendang
biasanya terdiri dari 2 sampai 3 jumlahnya karena pada saat-saat tertentu
kendang dimainkan bersama dengan membentuk jalinan interlooking sesuai
kebutuhannya. Selain kendang instrumen lain yang juga penting adalah gong
sebagai pemangku irama. Sebagai pamurba irama adalah bonang. Bonang
dimainkan menggunakan dua tekhnik yakni gembyang
dan membuat ornamentasi atau sekaran sesuai
gending sajian. Namun pada adegan
tertentu seperti adegan si jaripah dan punakawan bertemu, yang berperan sebagai
pamurba irama adalah vokal dari si
jaripah. Peran ornamentasi musikal yang menonjol lain adalah dari instrumen
gambang. Gambang disini dimainkan seperti umumnya gambang lainnya, menggunakan
dua pemukul dan 2 nada yang dimainkan bersamaan memiliki interval 1 oktave.
Gambang membentuk ornamrntasi berdasar nada balungan
dari saaron dan demung. Balungan terdiri
dari 3 instrumen yakni 2 saron dan 1 demung namun dimainkan oleh 2 yogo. Formatnya adalah satu saron
dimainkan satu orang dengan tekhnik nyacah
mirip saron penerus pada gamelan jawa. Kemudian demung dan saron lainnya
dimainkan oleh satu orang dengan menggunakan 2 tabuh yang dimainkan bersamaan. Pada
satu sajian tersendiri adegan tertentu muncul instrumen tambahan yang dimainkan
oleh dua orang. Instrumen tersebut mereka sebut dengan nama pelog karena laras
yang digunakan adalah pentatonic pelog. Bentuk dari instrumen ini mirip seperti
pemade pada gamelan bali, tekhnik permainannya pun juga sama. Selanjutnya
instrumen kecer. Kecer pola permainannya sama seperti kecer pada gamelan bali.
Orang yang memainkan kecer ini bergantian kadang pemain gong sambil memainkan
kecer pada saat irama lambat dan kadang pemain saron yang memainkan pada saat
irama cepat.
Irama
Irama
pada gamelan pengiring pertunjukan barong ini dapat dikatagorikan menjadi dua
bentuk yakni irama cepat dan irama lambat. Masing-masing irama memiliki
karakteristi tersendiri. Pada irama lambat karakteristiknya adalah dari segi
alat musik yang dimainkan adalah gong, bonang barung, bonang penerus, saron,
saron-demung, gambang, kendang, dan terkadang ada vokal. Pola permainan gong
lebih sedikit jarang dengan menggunakan harga not setengah. Pola kendang lebih
sederhana atau sedikit sekaran yang atraktif. Saron-demung dimainkan bersamaan
dengan dua tabuh dan dengan nada yang sama secara bersama. Saron membuat pola
nyacah yakni 4 kali dari ketukan saron-demung. Bonang barung dan penerus
bermain tekhnik gembyang seperti tekhnik gembyang pada bentuk irama lancar
karawitan gaya surakarta. Sesekali pada tempo lambat dan mengalami sirep atau pengurangan volume bonang
tidak hanya gembyang namun membuat sebuah oranamentasi melodi atau nyengkok menyesuaikan dengan balungan
oleh saron dan demung. Dalam irama lambat ini kehadiran vokal lebih sering
dibanding pada irama cepat.
Irama
cepat pada sajian iringan barongan dimainkan oleh instrumen gong, kempul,
kecer, dan kendang. Vokal juga kadang muncul pada irama ini. karakteristik dari
irama ini paling terlihat dari kendang yang berjumlah dua sampai tiga kendang
bermain berssama membentuk satu pola interlooking atau kadang juga membentuk
pola rampak. Selanjutnya pola tabuhan gong lebih rapat yakni menggunakan harga
not seperempat ketukan semua. Pemain gong pada irama cepat fokus pada instrumen
gong saja tidak seperti pada irama lambat yang sambil bermain kecer. Kecer pada
irama cepat dimainkan oleh pemain saron yang tidak sedang memainkan saron. Pada
irama cepat instrumen kempul hadir. Kempul yang dimaksud dalam konteks gamelan
barong banyuwangi ini berbentuk plencon kecil berjumlah dua buah yang dimainkan
menggunakan dua tabuh dengan pola tangan kiri bermain diharga not
seperenambelasan secara terus menerus. Sedangkan tangan kanan juga bermain
diharga not seperenambelasan namun hanya dua pukulan setiap satu ketuknya pada
hitungan off kedua dan keempat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar