Banyak bermunculan
kelompok-kelompok musik yang mengatasnamakan dirinya sragenan. Pada awalnya jenis musik sragenan muncul hanya di daerah Sragen. Realitanya muncul juga di
wilayah sekitar seperti Karanganyar, Sukoharjo, Ngawi dan wilayah Solo raya
lain. Musik yang berakar pada tradisi karawitan kraton ini pada dasarnya sama
dengan induknya, namun hanya faktor garap
yang membedakan.Pada sragenan, garap lebih
mengacu pada sifat gayeng dan berjiwa
muda. Dan dirangkai pada irama kendangan geculdengan
struktur yang rumit.Namun itu yang terjadi
pada masa mbah-mbah kita. Karena pada realita sekarang sragenan yang dikenal dan digemari oleh kaum
muda adalah lagu-lagu populer yang dibawakan lewat media gamelan ageng.
Musik sragenan kini semakin mudah ditemukan
dan didengarkan oleh orang-orang di pulau Jawa bahkan di Indonesia. Hal
tersebut dikarenakan setiap kali seni sragenan
dipentaskan pasti didokumentasikan oleh video
shooting. Pada umumnya terjadi pada acara hajatan. Selanjutnya kenakalan
muncul bisa dari pelaku seni sragenan
sendiri, crew dari video shooting yang mengabadikan. Kenakalan
yang dimaksud adalah bagaimana mereka sebagai si pemegang keping-keping CD
dokumentasi pertunjukan, memperbanyak keping CD secara ilegal dan menjualnya di
kios-kios kaset pinggir jalan yang sering kita jumpai.
Tujuannya untuk
mendapatkan uang tambahan bagi pihak video
shooting. Sama halnya dengan pelaku seninya, selain mendapat uang tambahan
juga untuk mendongkrak popularitas kelompok musiknya.
Secara hukum hal
demikian termasuk pembajakan. Namun pembajakan terhadap karya sendiri yang
terjadi, karena CD yang mereka edarkan kebanyakan tidak mengantongi perijinan
yang legal. Hal tersebut tidak terlalu dipermasalahkan oleh masyarakat penikmat
musik. Buktinya justru dengan hal tersebut, tujuan pembajakan dari pelaku seni
justru berjalan dengan lancar. Peredaran dari keping-keping CD ini tidak hanya
di daerah Sragen sebagai daerah awal, namun juga beredar sampai daerah sekitar
solo raya bahkan sampai di jawa timur dan daerah jawa tengah bagian barat.
Popularitas semakin terdongkrak dan musik mereka justru dijadikan barometer
musik lokal setempat.
Di jadikan barometer karena nikmatnya musik sragenan ini dapat merangsang kelompok
musik baik karawitan maupun campursari di daerah-daerah mulai beralih ke genre sragenan. Oleh karena itu banyak
bermunculan kelompok musik sragenan
yang tidak hanya dari daerah Sragen. Penggemar musik sragenanpun juga semakin tumbuh pesat dan kebutuhan akan hiburan sragenan juga bertambah. Peluang usaha
dalam menyediakan jasa musik sragenan
inilah salahsatu faktor bermunculannyakelompok musik sragenan di daerah tetangga Sragen.
Semakin banyaknya
kelompok musik sragenan dipentaskan
di daerah-daerah jawa, genre musik
ini semakin diminati oleh masyarakat. Dampaknya justru karawitan yang masih
‘murni’ yang cenderung musiknya melambai kurang diminati. Kalah dengan sragenan yang musiknya gayeng dan menggebu-gebu.
Langka, mungkin itu
yang terjadi pada karawitan tradisi di masyarakat. Karena jarang lagi ditemukan
pada acara-acara adat masyarakat. Kalah dengan sragenan. Bahkan sragenan
sendiri sampai menjamur keranah seni pewayangan. Pada adegan hiburan seperti limbukan dan goro-goro lagu-lagu yang dibawakan kebanyakan atau hampir semua
adalah lagu-lagu sragenan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar