Selasa, 08 Oktober 2013

SRAGENAN MENGGESER TRADISI

Banyak bermunculan kelompok-kelompok musik yang mengatasnamakan dirinya sragenan. Pada awalnya jenis musik sragenan muncul hanya di daerah Sragen. Realitanya muncul juga di wilayah sekitar seperti Karanganyar, Sukoharjo, Ngawi dan wilayah Solo raya lain. Musik yang berakar pada tradisi karawitan kraton ini pada dasarnya sama dengan induknya, namun hanya faktor garap yang membedakan.Pada sragenan, garap lebih mengacu pada sifat gayeng dan berjiwa muda. Dan dirangkai pada irama kendangan geculdengan struktur yang rumit.Namun itu yang terjadi pada masa mbah-mbah kita. Karena pada realita sekarang sragenan yang dikenal dan digemari oleh kaum muda adalah lagu-lagu populer yang dibawakan lewat media gamelan ageng.
Musik sragenan kini semakin mudah ditemukan dan didengarkan oleh orang-orang di pulau Jawa bahkan di Indonesia. Hal tersebut dikarenakan setiap kali seni sragenan dipentaskan pasti didokumentasikan oleh video shooting. Pada umumnya terjadi pada acara hajatan. Selanjutnya kenakalan muncul bisa dari pelaku seni sragenan sendiri, crew dari video shooting yang mengabadikan. Kenakalan yang dimaksud adalah bagaimana mereka sebagai si pemegang keping-keping CD dokumentasi pertunjukan, memperbanyak keping CD secara ilegal dan menjualnya di kios-kios kaset pinggir jalan yang sering kita jumpai.
Tujuannya untuk mendapatkan uang tambahan bagi pihak video shooting. Sama halnya dengan pelaku seninya, selain mendapat uang tambahan juga untuk mendongkrak popularitas kelompok musiknya.
Secara hukum hal demikian termasuk pembajakan. Namun pembajakan terhadap karya sendiri yang terjadi, karena CD yang mereka edarkan kebanyakan tidak mengantongi perijinan yang legal. Hal tersebut tidak terlalu dipermasalahkan oleh masyarakat penikmat musik. Buktinya justru dengan hal tersebut, tujuan pembajakan dari pelaku seni justru berjalan dengan lancar. Peredaran dari keping-keping CD ini tidak hanya di daerah Sragen sebagai daerah awal, namun juga beredar sampai daerah sekitar solo raya bahkan sampai di jawa timur dan daerah jawa tengah bagian barat. Popularitas semakin terdongkrak dan musik mereka justru dijadikan barometer musik lokal setempat.
 Di jadikan barometer karena nikmatnya musik sragenan ini dapat merangsang kelompok musik baik karawitan maupun campursari di daerah-daerah mulai beralih ke genre sragenan. Oleh karena itu banyak bermunculan kelompok musik sragenan yang tidak hanya dari daerah Sragen. Penggemar musik sragenanpun juga semakin tumbuh pesat dan kebutuhan akan hiburan sragenan juga bertambah. Peluang usaha dalam menyediakan jasa musik sragenan inilah salahsatu faktor bermunculannyakelompok musik sragenan di daerah tetangga Sragen.
Semakin banyaknya kelompok musik sragenan dipentaskan di daerah-daerah jawa, genre musik ini semakin diminati oleh masyarakat. Dampaknya justru karawitan yang masih ‘murni’ yang cenderung musiknya melambai kurang diminati. Kalah dengan sragenan yang musiknya gayeng dan menggebu-gebu.

Langka, mungkin itu yang terjadi pada karawitan tradisi di masyarakat. Karena jarang lagi ditemukan pada acara-acara adat masyarakat. Kalah dengan sragenan. Bahkan sragenan sendiri sampai menjamur keranah seni pewayangan. Pada adegan hiburan seperti limbukan dan goro-goro lagu-lagu yang dibawakan kebanyakan atau hampir semua adalah lagu-lagu sragenan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar